Sangat Sulit Menjadi Seorang Perasa Karena Dia Mengorbankan Banyak Hal

Tidaklah mudah menjadi seorang yang perasa. Karena itu rasanya kalian menggunakan ekstra tenaga dalam beraktivitas. Karena kalian akan sangat emosional. Emosi kalian itulah yang akan membuat tenaga terkuras. Dan itu tidak enak. Sehingga sedikit sekali orang perasa di dunia. Pun dikatakan wanita itu makhluk perasa. Disini yang saya maksudkan lebih perasa dari itu. Seseorang yang bisa benar-benar sensitif akan emosi. Seperti rasa sedih orang, dia bisa ikut merasakannya. 

Sangat Sulit Menjadi Seorang Perasa Karena Dia Mengorbankan Banyak Hal

Seperti misalnya orang menceritakan pengalaman hidupnya yang menyedihkan. Orang-orang pada umumnya akan ikut turut sedih, dan mereka bisa merasakan 25% maksimal 40% rasa sakitnya. Tapi seorang perasa bisa merasakan sampai 80% rasa sakitnya. Sehingga bisa sesakit itu. Dan dia tipe orang yang tidak memikirkan apa pun, saat dia melakukan sesuatu, saat dia membantu seseorang, dia akan melakukan benar-benar tulus. Dia bisa memberikan semuanya miliknya, bahkan dia bisa membahayakan nyawanya untuk membantu orang lain. Untuk menyelamatkan orang lain. 

Tanpa dia berpikir panjang soal dirinya. Karena dia setulus itu. Dia benar-benar memposisikan dirinya di diri orang tersebut. Bahkan orang yang dia tidak kenal sekalipun. Dia bisa melakukan setulus dia membantu orang yang dia cintai. Itulah perasa yang saya maksudkan. Dan menjadi seseorang seperti itu, tidaklah mudah. Sangat-sangat berat. Dan meskipun sudah berusaha sekuat tenaga mengurangi perasaan mereka, berusaha untuk menjadi orang yang bodoh amat. Itu tidak bisa. 

Karena itu sudah mendarah daging. Itu seperti sudah melekat padanya. Sehingga dia tidak bisa untuk bersikap bodoh amat, bersikap tega. Karena sekali dia menjadi tega. Dia bisa menjadi tega tanpa pandang bulu, dia bisa menjadi seseorang yang sangat berbeda 180 derajat. Dia bisa benar-benar menjadi orang berhati dingin. Yang orang lain sendiri tidak bisa mengenalnya. Dan dia bisa menjadi seperti itu. Karena saat dia melakukan sesuatu, dia akan melakukannya dengan all out. Dengan benar-benar. Sehingga dia tidak akan membeda-bedakan, ke siapa dia baik, kepada siapa dia jahat. Tapi menerapkan kesemua.